Jakarta, Cabai merupakan makanan dengan rasa pedas alami yang banyak menjanjikan manfaat bagi kesehatan secara keseluruhan, termasuk proses penurunan berat badan. Senyawa capsaicin yang terkandung dalam cabai diketahui dapat membantu penurunan berat badan melalui berbagai cara.
Senyawa capsaicin dalam cabai bekerja dengan cara yang berbeda dan dapat membantu penurunan berat badan tanpa mengorbankan keselamatan. Tetapi hati-hati, terlalu banyak makan cabai dapat menyebabkan sakit perut.
Di bawah ini adalah 10 manfaat capsaicin untuk menurunkan berat badan dengan sehat, seperti dilansir Natural news, Kamis (14/3/2013) antara lain:
1. Meningkatkan metabolisme
Capsaicin mengandung sifat yang dapat merangsang pelepasan energi dengan membakar kalori 3 persen lebih banyak. Senyawa ini juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang akan membakar lemak dengan lebih cepat dan mencegah penimbunan lemak penyebab kegemukan.
2. Menekan nafsu makan
Senyawa yang terkandung dalam cabai ini dapat mempengaruhi produksi hormon tiroid yang mengendalikan adrenalin dan dopamin, yaitu hormon yang mengatur nafsu makan. Menambahkan cabai ke dalam masakan dapat memotong nafsu makan lebih dari setengah, yang cukup untuk tubuh yang sehat tetapi tidak berlebihan.
3. Melancarkan pencernaan
Cabai telah digunakan selama ratusan tahun untuk membantu kelancaran pencernaan dan mengatasi masalah gastrointestinal. Dengan merangsang produksi enzim pencernaan, capsaicin membuat penyerapan nutrisi makanan menjadi lebih efisien.
4. Membantu pengolahan karbohidrat
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Maryland Medical Center, disimpulkan bahwa capsaicin dapat membantu mengolah karbohidrat dan mengubah kalori menjadi energi. Sehingga tidak akan ada penumpukan kalori yang menyebabkan kegemukan.
5. Meningkatkan oksidasi lemak
Studi telah membuktikan bahwa capsaicin dapat membantu mengatasi akumulasi lemak dalam hati dengan meningkatkan laju metabolisme lipid kemudian mengkonversinya menjadi energi.
6. Meningkatkan stamina
Menurut temuan klinis, makan makanan yang kaya capsaicin membuat stamina bertahan lama selama berolahraga dan membantu tubuh lebih cepat memulihkan diri setelah melakukan aktivitas fisik yang berat. Hal ini terjadi karena capsaicin meningkatkan asupan oksigen tubuh hingga 7,5 persen, membuat paru-paru lebih kuat, dan meningkatnya penyerapan oksigen oleh darah.
7. Melindungi sel dari kerusakan
Sepotong cabai mengandung sejumlah fitokimia dalam bentuk karotenoid dan flavonoid, yaitu dua antioksidan kuat yang dapat melawan radikal bebas, penyebab kerusakan sel-sel tubuh.
8. Memasok vitamin
Cabai merupakan sumber yang kaya vitamin A dan C yang dapat membantu melawan penyakit dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin ini juga bekerja sebagai antioksidan kuat yang dapat melawan tanda-tanda penuaan.
9. Mencegah makan berlebihan
Rasa pedas alami membuat Anda makan lebih sedikit karena efek mati rasa di lidah. Sementara, tidak banyak orang bisa makan makanan pedas dalam jumlah besar, hal ini cara yang tepat untuk mencegah makan berlebihan.
10. Meningkatkan energi dan kewaspadaan
Pengujian yang dilakukan terhadap hewan menunjukkan bahwa capsaicin dapat meningkatkan energi dan tingkat kewaspadaan. Sehingga Anda akan tetap aktif sepanjang hari dan lebih mudah menurunkan berat badan.
Lebih Baik Stop Merokok Saat Gendut Daripada Tidak Sama Sekali
Jakarta, Berhenti merokok telah lama diketahui memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, tapi sejauh ini belum pernah ada yang tahu apakah perokok yang mengalami kelebihan berat badan juga akan merasakan manfaat yang sama. Hingga akhirnya sebuah studi baru mengungkap bahwa penderita obesitas yang berhenti merokok tetap akan mengalami penurunan risiko serangan jantung atau stroke.
"Penambahan berat badan adalah kekhawatiran yang sering menghantui perokok yang ingin berhenti dan ini bukanlah semata persoalan estetika," kata peneliti Dr. Carole Clair dari University of Lausanne di Swiss dan Massachusetts General Hospital di Boston, AS seperti dilansir Reuters, Jumat (15/3/2013).
"Pasalnya kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko bagi penyakit jantung koroner. Lagipula selama ini banyak orang mengira bahwa orang yang kadung berisiko terserang penyakit kardiovaskular akibat berat badannya akan gagal berhenti merokok atau setidaknya hanya mendapatkan sedikit manfaat dari berhenti merokok," lanjutnya.
Selain itu, detak jantung dan fungsi tubuh perokok lainnya dipercepat oleh nikotin sehingga mereka membakar lebih banyak kalori daripada bukan perokok. Tak heran ketika perokok menghentikan kebiasaannya itu, metabolismenya akan melambat, apalagi bagi orang-orang yang baru saja berhenti merokok karena mereka akan berupaya mengkompensasi efek penarikan dari nikotinnya dengan nyemil sehingga orang yang bersangkutan mengalami penambahan berat badan.
Kesimpulan itu diperoleh setelah Clair dan rekan-rekannya menganalisis data dari 3.251 orang yang ambil bagian dalam sebuah survei kesehatan yang digelar setiap empat tahun sekali antara 1984-2011. Di awal studi, hanya sepertiga partisipan yang diketahui merokok. Dengan usia rata-rata 25 tahun, 631 partisipan dilaporkan pernah mengalami serangan jantung, stroke, gagal jantung atau penyakit kardiovaskular jenis lainnya.
Hasilnya, partisipan yang mengaku berhenti merokok sejak mengikuti survei terakhir dan partisipan yang mengaku cukup lama berhenti merokok berpeluang 50 persen lebih rendah terkena gangguan jantung dibandingkan orang yang masih merokok hingga studi ini selesai.
Kendati begitu tak dapat dipungkiri jika orang yang berhenti merokok mengalami kenaikan berat badan sebesar 3 hingga 3,5 kilogram setelah berhenti. Tapi peneliti memastikan bahwa berhenti merokok saat kondisi berat badan tengah berlebih tak berdampak terhadap kesehatan kardiovaskularnya.
Menanggapi studi ini, Dr. Michael Fiore dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health di Madison mengatakan, "Kami tahu bahwa nikotin adalah penekan selera makan tapi ketika seseorang berhenti merokok mereka akan terdorong untuk lebih banyak makan. Yang perlu dilakukan hanyalah memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi rendah lemak atau rendah kalori. Lebih baik lagi jika Anda masih bisa menyempatkan diri untuk berolahraga rutin setiap hari."
Studi ini baru saja dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.
sumber : detik.com